Fleksibilitas Komunikasi Antarbudaya Pada Non-Government Organization (Ngo) “Senyum & Harapan” Antara Anggota Lokal Dengan Sukarelawan Asing Dalam Melakukan Proyek Sosialdi Desa Bajul Mati

Komunikasi dalam organisasi melihat pentingnya kesamaan latar belakang yang sama dalam rangka mencapai tujuan. Schramm beranggapan bahwa jika tidak ada kesamaan dalam bidang pengalaman, bahasa, latar belakang, kebudayaan, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima diinterpretasikan dengan benar (Mulyana, 2005: 141). Peneliti memilih NGO “Senyum dan Harapan” sebagai subjek penelitian. Peneliti ingin meneliti bagaimanakan perilaku komunikasi antarbudaya yang dilakukan antaranggota organisasi ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, agar peneliti dapat mendeskripsikan fenomena dengan sedalam-dalamnya. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan wawancara mendalam, observasi partisipatoris, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak kekurangan dalam fleksibilitas komunikasi antarbudaya pada NGO ini. Kekurangan-kekurangan tersebut diukur dengan domain atau unit-unit analisis yang meliputi knowledge; attitude; skills; appropriateness; effectiveness; dan communication adaptability yang juga mencakup perilaku komunikasi verbal dan nonverbal. Penelitian juga membuktikan bahwa individu-individu dalam organisasi ini yang berasal dari negara dan budaya yang beragam membawa karakter yang berbeda-beda. Bertolak dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa perbedaan budaya dalam organisasi ini bersifat kompleks, yang tidak dapat dijelaskan secara rinci darimana asal perilaku satu individu terbentuk. Sehingga hasil penelitian ini membantah dimensi budaya Hofstede yang menjelaskan dengan skala berupa angka mengenai level power distance, individualitas, maskulinitas, dan juga uncertainty avoidance seseorang berdasarkan nasionalitas atau negara asalnya. Bantahan ini diperoleh dari hasil wawancara dan observasi terhadap tiga orang anggota lokal NGO dan empat orang sukarelawan asing yang berasal dari Republik Ceko, Pakistan, Turki (yang menyelesaikan studi di Belanda) dan Austria (yang menyelesaikan studi di Yunani). Pada akhirnya, penelitian ini mampu memberikan saran kepada NGO “Senyum dan Harapan” untuk meningkatkan kompetensi antarbudaya pada anggota lokal serta pengarahan pada sukarelawan asing di proyek-proyek selanjutnya